Saya mengenal beberapa teman yang hobby dan merasa sudah turut membantu melestarikan lingkungan jika membeli produk-produk yang ber-logo Green, Ramah Lingkungan, Ekologis, bla bla bla. Paling parah sampai memilih berbelanja di supermarket A dibanding supermarket B hanya karena plastiknya yang berlogo “degradable”. Padahal mereka tidak pernah menge-cek langsung apakah benar produk itu ramah lingkungan? Siapa yang tahu kalau logo kemasan produk mengenai lisensi ramah lingkungannya adalah logo yang mereka buat sendiri alias hanya untuk menarik perhatian kostumernya?
Tentu saja beberapa tahun belakangan produk berbau Green, Ramah Lingkungan, Ekologis, bla bla bla ini bermunculan di mana-mana, sejak isu global warming juga dibicarakan di mana-mana. Yang membuat saya kemudian jengkel dan sedikit marah (entah sama siapa, hehehe) karena begitu gampangnya orang-orang dipengaruhi oleh dua isu besar ini. Padahal, belakangan yang gencar memasarkan produk dengan sisipan ramah lingkungan itu kan perusahaan besar. Bersama pemerintah, mereka melakukan kampanye besar-besaran agar kita semua merasa wajib dan turut merasa bertanggung jawab untuk melestarikan lingkungan dan mencegah dampak pemanasan global. Dampak dari apa yang sebenarnya mereka adalah penyebab utamanya : menebang hutan seenaknya, menyebar polusi dan limbah besar-besaran, dan tawaran gaya hidup yang tidak ramah lingkungan. Semua itu, siapa yang mampu melakukan selain perusahaan besar dan dukungan pemerintah?
Selengkapnya silahkan baca di sini.
No comments:
Post a Comment